senandung merdu di musim gugurku
dan bukanlah fatamorgana yang menipu di musim panasku
mahadewiku adalah cakrawala biru
hingga aku terbang dengan sayap-sayap malaikat berkelana di ratusan jiwa
menghadirkan cinta tanpa cinta dan sayap-sayapku patah karena panah cintaku sendiri
namun demi cinta.......
cinta adalah musim itu sendiri dan musim adalah waktu yang mampu mengubah putih menjadi hitam, menaburkan benih-benih ilalang di padang rumput dan mahadewikupun tertinggal di lembaran-lembaran lusuhnya
dalam redup pijar lilin mahadewiku tertelungkup dengan tangan diwajahnya
dengan air mata yang melepuhkan patung-patung emas sepuhan dan mengirimkan sejuta kupu-kupu untuk membawaku kembali
dilembaran-lembaran lusuh dan lilin yang tinggal sepenggal
dalam riuhnya kicau burung pipit surga dan jejak-jejak kecil
kutemukan semesta berhenti dalam genggaman mahadewiku
tanpa musim tanpa waktu
dan malam ini aku hadir lagi bersama mahadewiku
hanya kaku tanpa suara
namun demi cinta
aku akan mengerti...
|