Here I go again...
Monday, August 23, 2004
awalnya aku tak tahu, kemudian muncullah ia...
seraut wajah yang bisa memberi sugesti, mimpi, warna, imaji dan menawan mata
aku terkesima, hingga setan meledak di kuntum-kuntum bunga jalanan

aku telah sering melihatnya sambil lalu
hingga hari itu, ketika kata-kata tak hanya ada disana
ada yang datang dari luar sana kedalam retina mataku
masuk merasuk menyebar serupa bisikan dalam diriku
sihir manis diam yang mampu menggerakkan bibirku untuk terus bergumam

aku menghela nafas panjang...
ada sedikit rasa cemas usai tersihir
aku terpikat untuk terus menatap
seperti ketika Hawa menatap buah pengetahuan hingga membuat adam memetiknya dan membuat mereka terusir kedunia

lemas ragaku seperti sekumpulan jaringan yang serentan jaring laba-laba
tulangku adalah ruas-ruas daun yang bisa luruh seketika terpetik angin senja
hatiku adalah labirin merah licin yang berjalin dengan otakku kusut kelabu
sengkarut pembuluh darah syarafku serapuh kaca, selapis membran tipis
aku jangan mati sekarang....

saat ini aku hanya ingin jadi pendengar...
jalinan suara serupa bisikan seperti gerimis, desau angin, desir lokan atau gemerisik dedaunan yang selalu jatuh lembut ditelinga dari sipemilik senyuman

saat ini aku ingin jadi penatap...
barangkali sebuah hari takkan pergi sia-sia
barangkali akan ada satu puisi, satu prosa bahkan satu cerita yang tercipta
sebuah saja makna dari senyum yang berbunga
dan mungkin aku akan mati bahagia...




langit biru at 8:12 AM
|



Friday, August 20, 2004
Alhamdulillah kemaren gw udh ngelawatin sidang gw dgn aman dan terkendali, tadinya gw sempet agak down. Soalnya waktu sesi pertama pas akhir2 gitu, dosen penguji gw ngelempar pertanyaan ke gw. Dia nanya soal kurva Break Even Point, "kurva yg anda pake ini kan berbentuk linier, trus menurut anda masih ada tidak bentuk kurva yang lain?, kalo ada coba anda sebutkan dan terangkan, sekarang anda saya kasih waktu untuk berpikir".
Trus dia keluar ninggalin gw di ruang, weeitt mampus deh gw... mana gw tau, soalnya selama ini yg gw tau cuma bentuk itu donk. Waktu itu udh kebayang deh gw kagak lulus, pasrah deh gw sama mandi keringet. Tapi pas Dosen penguji gw masuk lagi gw jujur aja langsung bilang ke dia kalo menurut gw ada bentuk yg lain, cuma gw gak tau bentuknya dan gw gak bisa neranginnya.
Trus dia langsung gambar itu kurva sambil jelasin bla..bla..bla.. panjang lebar (sori terlalu panjang dan terlalu teknis, jd gak gw tulis ^_^). Udh gitu dia nanya ke gw, "menurut anda mana yg lebih baik, bentur linier atw parabola yg saya terangin ini?". trus gw jawab lebih baik yg bentuk parabola, karena bla..bla...bla... (sori lagi, terlalu teknis...^_^).
Selesai gw jawab dia langsung nyalamin gw, trus dia bilang "selamat..." tanpa jelasin apa2. Ya udh trus gitu gw keluar aja.
Tapi pas sesi ke dua gw alhamdulillah bisa nguasain keadaan, jadi gw agak tenang2 aja, karena gw bisa jawab semua pertanyaan.

Nah ini nih yg bikin gw agak tegang, waktu pengumuman hasil sidang, nama temen2 barengan gw yg ikut sidang namanya disebutin sambil dikasih tau nilainya. Tapi kok gw enggak ya...? pas semuanya udh selesai baru deh nama gw dipanggil trus disuruh maju kedepan sama ketua pengujinya, dia ngomong gini "anda tau kenapa disuruh kedepan?". ya gw geleng2 aja soalnya gw gak tau.
Trus dia tanya lagi, "waktu pengujian tadi anda merasa ada yg tidak bisa?". Weitt.. mampus deh gw. Trus gw jawab iya, sumpah mati deh waktu itu gw udh lemes banget. Tapi Ketua pengujinya senyum sambil ngomong, "Selamat anda berhasil lulus dengan kriteria SANGAT *****, dengan nilai DELAPAN ****** koma ******". Seketika itu juga langsung tuinggg kek ada besi berat yg ilang dari kepala gw... ALHAMDULILLAH....

Ternyata waktu gw minta tanda tangan sama dosen penguji itu, dia bilang ke gw kalo dia menghargai kejujuran gw tentang ketidak tahuan gw tanpa memberi alasan untuk memebela diri, dan dia suka sama keingintahuan gw utk belajar tentang masalah tsb.

Dari kejadian kemaren itu nilai yg bisa gw ambil adalah, kalo kita harus selalu berpikir positif, karena dgn berpikir positif akan mensugesti kita utk bisa melakukan apa yg kita inginkan.
Jadi segala sesuatunya itu tergantung kita..., mau berhasil atau anggak itu tergantung kita.... ^_^

spesial thanx :
- ibunda tercinta utk sarapan pake tahu goreng and oseng pare kemaren, mungkin karena makan pare kali ya gw jd lancar mikirnya.
- bunga matahari, makasih utk doa dan supportnya. bener kata kamu kalo sidang itu gak sesulit yg kita bayangkan, thanx ya... "IMU bunga matahari di Jakarta dirimu kan kutunggu..." ^_^
- untuk Emily makasih atas ide bikin summary-nya,"bener2 membantu banget mil thanx ya...", kerupuk kan...hehehe
- untuk sahabat2 gw "the family", makasih utk doa dan supportnya, "tunggu abis gajian ya..., tapi yg gak bales sms gw, gak kebagian weeks...


langit biru at 8:16 AM
|



Saturday, August 07, 2004
MAHABHARATA

" Kakek yang kuhormati, aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta. Tetapi aku berhutang budi kepada Duryodhana, aku hidup dan makan dari hasil bumi tanah milik Kurawa. Aku harus jujur kepadanya dan menepati janjiku sebagai kesatria. Tidak Mungkin bagiku untuk menyeberang ke pihak Pandawa sekarang. Ijinkan aku membalas jasa Duryodhana dengan jiwaku. Ijinkan aku melunasi hutangku terhadap kepercayaan dan cintanya kepadaku. Engkau pasti memahami ini dan memaafkan aku. Aku mohon restumu," kata Karna kepada Bhisma.

Bhisma memahami jiwa besar dan keluhuran budi Karna. Ia membenarkan apa yang diucapkan Karna dan berkata, " Jika memang demikian ketetapan hatimu, lakukan sebaik-baiknya. Sebab itulah yang paling pantas kau lakukan."

Itulah sikap yang diambil Karna sebelum maju ke padang Kurukshetra untuk bertempur melawan Arjuna, adiknya seibu. Meski tahu Kurawa berada dipihak yang salah, Karna yang menjunjung tinggi nilai kesatriaan dan tahu membalas budi menyatakan memihak Kurawa yang telah mengangkatnya sebagai saudara dan membesarkan namanya.

Mahabharata yang secara lengkap diceritakan kembali oleh Nyoman S. Pendit ini memuat riwayat wangsa Bharata, dari nenek moyang yang menurunkan mereka, masa kecil hingga masa dewasa Pandawa dan Kurawa, pecahnya perang Bharatayudha, sampai Pandawa Moksa naik ke Indraloka.

Dari epos yang sangat terkenal ini, kita bisa memetik banyak pelajaran berharga tentang nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, persaudaraan, perjuangan membela kebenaran, dan kesediaan memaafkan demi kebaikan. Kecuali itu, epos ini dengan jelas menggambarkan bahwa manusia yang berbudi luhur juga memiliki kelemahan, sementara yang berwatak buruk juga memiliki sisi baik.

" TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA "


langit biru at 9:12 AM
|



Tentang Langit Biru
about me
archives
links


 

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x


free website counter
inspirasi

persembahan

spirit