seraut wajah yang bisa memberi sugesti, mimpi, warna, imaji dan menawan mata
aku terkesima, hingga setan meledak di kuntum-kuntum bunga jalanan
aku telah sering melihatnya sambil lalu
hingga hari itu, ketika kata-kata tak hanya ada disana
ada yang datang dari luar sana kedalam retina mataku
masuk merasuk menyebar serupa bisikan dalam diriku
sihir manis diam yang mampu menggerakkan bibirku untuk terus bergumam
aku menghela nafas panjang...
ada sedikit rasa cemas usai tersihir
aku terpikat untuk terus menatap
seperti ketika Hawa menatap buah pengetahuan hingga membuat adam memetiknya dan membuat mereka terusir kedunia
lemas ragaku seperti sekumpulan jaringan yang serentan jaring laba-laba
tulangku adalah ruas-ruas daun yang bisa luruh seketika terpetik angin senja
hatiku adalah labirin merah licin yang berjalin dengan otakku kusut kelabu
sengkarut pembuluh darah syarafku serapuh kaca, selapis membran tipis
aku jangan mati sekarang....
saat ini aku hanya ingin jadi pendengar...
jalinan suara serupa bisikan seperti gerimis, desau angin, desir lokan atau gemerisik dedaunan yang selalu jatuh lembut ditelinga dari sipemilik senyuman
saat ini aku ingin jadi penatap...
barangkali sebuah hari takkan pergi sia-sia
barangkali akan ada satu puisi, satu prosa bahkan satu cerita yang tercipta
sebuah saja makna dari senyum yang berbunga
dan mungkin aku akan mati bahagia...
|